Rabu, 02 September 2009

Agar Ramadhan Lebih Bermakna

Tidak terasa setengah dari bulan penuh berkah telah kita lewati, dan bulan Ramadhan akan meninggalkan kita. Kita tidak tahu, apakah tahun depan kita masih berumur panjang dan bertemu dengan bulan Ramadhan apa tidak? Dapat berpuasa lagi atau tidak? Oleh karena itu, marilah kita memaksimalkan waktu yang ada untuk bertaubat, beristighfar, dan beribadah dengan sebanyak-banyaknya.
Menyambut sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan kebanyakan orang semakin sibuk, bukan shalat dan ibadah akan tetapi belanja ke mall-mall, supermarket, toko-toko baju dan makanan. Akibatnya masjid semakin maju (shafnya) karena jamaahnya sibuk berbelanja. Hal ini acapkali kita temukan ketika menjelang Idul Fitri. Padahal Idul Fitri tidak harus bermakna baju baru, sarung baru, dan makanan serba enak dan lengkap. Rasulullah sebagai suri tauladan kaum muslimin. Beliau dalam menyambut sepuluh hari terakhir ramadhan adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya. Lantas ibadah apa yang beliau lakuan? Berikut amalan-amalan rasul dalam menyambut sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan:
1.Memperbanyak Sedekah
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat dermawan dan melarang bakhil. 'Aid Fathi 'Abdullah dalam kitabnya Buyutuna Kama Yajibu An Takuna mengatakan bahwa bakhil adalah sifat orang-orang beriman dan bakhil adalah salah satu sifat orang-orang munafik. Rasul bersabda:
السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ الْجَنَّةِ قَرِيْبٌ مِنَ النَّاسِ, بَعِيْدٌ عَنِ النَّارِ.
”Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka"(HR Thurmidzi)
Dalam satu riwayat dikatakan bahwa rasul adalah orang yang sangat pemurah, dan pada bulan ramadhan ia lebih dermawan lagi, bahkan dikatakan lebih cepat dari angin berhembus.
Sedekah dalam bulan puasa sangat bagus, dan lebih baik lagi ia dapat memberi buka orang yang berpuasa. Rasul bersabda:
مَنْ فَطَرَ صَائِمًاكُتِبَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ إِلاَّ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمُ شَيْءٌ.
”Barang siapa yang menyediakan makanan bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang puasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun"(HR An Nasai di sahihkan Al Albani)
Selain memberi buka orang yang berpuasa, sedekah dapat diberikan kepada orang yang membutuhkan, seperti tetangga yang kekurangan, fakir miskin, peminta-minta dan sebagainya.
2.Memperbanyak Membaca Al Qur'an

Al-Qur’an diturunkan perama kali di bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah saw. lebih sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain. Imam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang berkah.
Imam Syafi'i ketika bulan Ramadhan dapat mengkhatamkan Al Qur'an sebanyak 60 kali, Qatadah dapat khatam setiap 3 hari sekali. Bahkan Al Zuhri menutup majlis hadis yang biasa ia isi, untuk berkonsentrasi dalam membaca Al Qur'an.
3.Memperbanyak Dzikir dan Istighfar
Bulan Ramadhan datang hanya setahun sekali, jika tidak dimanfaatkan dengan maksimal maka orang tidak akan mendapatkan apa-apa. Ibadah yang tidak yang paling murah, akan tetapi sangat besar pahalanya yaitu dzikir dan beristighfar.
Oleh karena itu, jangan sampai lisan dan hati kita berhenti dari dzikir, karena jika hati jauh dari dzikir, maka syaithan akan merasuk kedala hati dan membisik-bisikan orang tersebut untuk melakukna kemaksiatan dan melanggar tatanan Allah ta'ala. Selain itu meninggalkan hal-hal yang melalaikan dari berdzikir seperti, meliat televise, ngobrol dengan tetangga dan sebagainya yang menyebabkan hati lalai untuk berinteraksi dengan Alla.
4.I’tikaf
Inilah amaliyah ramadhan yang selalu dilakukan Rasulullah saw. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribada kepada Allah swt. Abu Sa’id Al-khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah beri’tikaf pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan paling sering di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sayangnya, ibadah ini dianggap berat oleh kebanyakan orang Islam, jadi sedikit yang mengamalkannya. Hal ini dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”
5.Menggapai Lailatul Qadar
Ada bulan Ramadhan ada satu malam yang istimewa: lailatul qadar, malam yang penuh berkah. Malam itu nilainya sama dengan seribu bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga untuk bida meraih lailatul qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Kenapa?
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
"Barang siapa yang shalat pada malam lailatul qadar dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah, maka dosa-dosanya akan diampuni" (HR Muslim/VI/ 468 no 1768)
6.Umrah
Jika Anda punya rezeki cukup, pergilah umrah di bulan Ramadhan. Karena, pahalanya akan berlipat-lipat. Rasulullah saw. berkata kepada Ummu Sinan, seorang wanita Anshar, agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara denagn haji bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari dan Muslim)
7.Zakat Fitri(lebih dikenal zakat fitrah)
Kewajiban setiap setiap muslim dipenghujung bulan Ramadhan adalah membayar zakat fitri, yaitu membayar setiap orang 2,5 kg makanan pokok daerah setempat. Zakat ini dibebankan kepada setiap muslim, baik yang besar, kecil, muda dan tua semua berkewajiban membayarnya, kecuali yang tidak mampu. Tujuan dari zakat fitri adalah untuk mensucikan orang yang membayarnya dan membantu fakir dan miskin.
Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat memaksimalkan ibadah pada bulan Ramadhan tahun ini, dan mendapatkan lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah A'lam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar