Selasa, 01 September 2009

Tumbal dan Sesajen

A.Tumbal Dan Sesajen
Tumbal adalah sesuatu yang digunakan untuk menolak penyakit dan marabahaya, atau disebut tolak bala. Tumbal biasanya berupa penyembelihan hewan. Seperti. Menyembelih ayam agar disembuhkan dari penyakit yang diderita.
Sedangkan sajen merupakan makanan, bunga-bungaan, buah-buahan dan hasil panen yang disajikan kepada orang, jin(makhluk halus), penguasa tempat tertentu, keris dan semisalnya. Sesajen merupakan warisan budaya Hindu dan Budha yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh atau penunggu tempat (Jawa; Danyang)
Jadi pada intinya tumbal dan sesajen adalah mempersembahkan sesuatu kepada orang atau makhluk halus (roh, jin, lelembut, penunggu, dll) dengan harapan agar makhluk tersebut tidak mengganggu, dan mendatangkan bahaya kepadanya.

B.Jangan Dekati Syirik

Dalam masyarakat Indonesia dan Jawa khususnya, masih banyak acara ritual di yang dalamnya menggunakan sesajen dan tumbal. Seperti penyembelihan kerbau atau sapi, lalu kepalanya di tanam di dalam tanah yang di atasnya akan dibangun jembatan, gedung dan proyek-proyek lainnya. Tujuan dari penanaman kepala kerbau itu agar pembangunannya lancar, dan bangunannya tidak mudah rusak dan ambrol.
Selain sebagai wasilah(sarana) doa, sesajen juga digunakan sebagai ungkapan rasa sukur, seperti ketika hari panen. Mereka mengadakan ritual di sawah, kemudian setiap pojok-pojok sawah diberi telur, nasi ,bunga dan lain-lain yang dibugkus dengan takir(tempat yang biasa terbuat dari daun pisang).
Penyembelihan tumbal dan pemberian sesajen termasuk perbuatan syirik, orang yang berbuat syirik akan menjadi orang yang rugi di akherat karena pahala akan berhamburan tanpa ada sisa sedikitpun. Sedangkan di dunia benda-benda tersebut tidak akan dapat mendengar apalagi mengabulkan doa. Benda-benda tersebut tidak dapat memberi apa yang mereka pinta hingga hari kiamat. Allah berfirman:
وَمَنْ أَضَلُّ مِمّّنْ يَدْعُوْا مِنْ دُوْنِ اللهِ مَنْ لاَّ يَسْتَجِيْبُ لَهُ, إِلَي يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُوْنَ
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sesembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka .(Al Ahqof:5)

Orang yang menyembelih hewan untuk tumbal dilaknat oleh Allah, karena juga termasuk dari menyekutukan-Nya.. Rasulullah bersabda:
لَعَنَ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْـرِ اللهُ.
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah”.(HR Muslim)
Doa merupakan ibadah dan dalam Islam doa hanya kepada Allah saja. Barang siapa yang berdoa kepada selain-Nya maka ia jatuh kedalam perbuatan syirik. Orang yang beriman tidak akan berbuat syirik, karena seluruh amal ibadahnya diikhlashkan untuk Allah Ta’ala semata. Sebagaimana perintah Allah:

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahnku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Raab(penguasa) seluruh alam. Tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yagn diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yag pertama-tama menyerahkan diri(kepada Allah)” (QS al an’am: 162-163)

Kesyirikan yang berkembang di masyarakat sangat banyak. Akan tetapi, kadang acara ini dibungkus dengan nama-nama yang indah, sehingga banyak masarakat tertipu. Syirik berubah nama menjadi sedekah bumi, sedekah laut Grebeg Suro dan lain sebagainya, sehingga kadang kesyirikan dianggap budaya yang harus dilestarikan, Padahal Allah berfirman:
إِنَّ الشِّـرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ.
“Sesungguhnya kesyirikan adalah kedzaliman yang besar”(Al Luqman:13)
Kesyirikan sekecil apapun adalah dosa besar dan tidak akan diampuni Allah kecuali setelah taubat, Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (Al Maidah:48)

Firman-Nya yang lain:
إِنَّ اللهَ لاَ يَغْـفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْـفِرُ مَا دُوْنَ ذلِكَ لِمَنْ يَّشَـاءُ.
“Sesungguhnya Alah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengmpuni segala dosa yang selain dari (syirik)itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”(An-Nisa:48)


C.Masuk neraka karena lalat

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah mengisahkan seseorang yang masuk neraka karena seekor lalat, dan masuk surga karena seekor lalat. Beliau bersabda:
"Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula." Para shahabat bertanya," Bagaimana hal itu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Tak seorang pun dapat melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut,"Persembahkanlah korban kepadanya." Dia menjawab,"Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya." Mereka pun berkata kepadanya lagi," Persembahkan meskipun seekor lalat." Lalu orang tersebut mempersembahkan seekor lalat dan mereka pun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanan, maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian mereka berkata kepada yang lain," Persembahkanlah korban kepadanya." Dia menjawab" Tidak patut bagiku mempersembahkan sesuatu kepada selain Allah Azza wa Jalla." Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya orang ini masuk surga."

Perhatikan bagaimana kondisi orang yang melakukan persembahan kepada selain Allah dalam hadits di atas. Dia tidak dengan sengaja memanjatkan persembahan itu, akan tetapi hanya sekedar untuk melepaskan diri dari perlakuan buruk para pemuja berhala, dan hanya mempersembahkan seekor lalat, namun ternyata telah menjerumuskannya ke dalam neraka.
Jika demikian, maka bagaimana halnya dengan yang melakukan penyembelihan untuk selain Allah, lebih dari seekor lalat dan atas kemauan dan sendiri? Wallahu a’lam bisshowab. solo, 1/9/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar